Yayasan Pendidikan Bayuning Mataram (YPBM) lahir dari kepedulian Bapak Moh. Syafiq terhadap pendidikan dan kebudayaan yang semakin tergerus di tengah generasi muda. Pada tahun 2017, Bapak Syafiq dan keluarganya menetap di Desa Cengkalsewu dan mulai mengelola kegiatan mengaji, yang sebelumnya diasuh oleh Bapak Abdul Malik, S.Pd.I. Saat itu, mereka mendapati banyak anak-anak tidak mengenal tata krama dalam berbahasa. Bahkan, penggunaan bahasa Jawa Krama yang sopan sudah jarang ditemukan, meskipun ada anak-anak yang sudah berusia remaja.
Kondisi ini mendorong Bapak Syafiq bersama istrinya, untuk menambahkan pembelajaran bahasa Krama dalam kegiatan mengaji. Mereka juga merintis sebuah acara tahunan bernama Festival Megengan sebagai bentuk syiar budaya menjelang Ramadan. Acara ini memadukan doa bersama dengan berbagai pementasan seni, seperti tari-tarian, syi'iran, dan drama berbahasa Krama. Pada tahun 2021, pengalaman pribadi anak mereka yang mengalami trauma di sekolah formal menjadi inspirasi bagi keluarga untuk mendirikan lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD). Trauma tersebut dipicu oleh tekanan akademik yang tidak sesuai usia serta ejekan teman-teman terhadap penggunaan bahasa Krama. Melalui musyawarah keluarga, mereka sepakat mendirikan Yayasan Pendidikan Bayuning Mataram sebagai wadah untuk mendukung pendidikan berbasis budaya. Tak lama kemudian, lahirlah KB Palagan Suko, yang mengusung pembelajaran berbasis bermain sambil belajar dan mengenalkan bahasa Krama secara menyenangkan. Kini, YPBM terus berkembang dengan komitmen menjadikan pendidikan berbasis budaya sebagai pilar utama, melestarikan nilai-nilai kearifan lokal untuk membentuk generasi yang berkarakter.